Pantai Kelingking, Nusa Penida

Liputan6.com, Jakarta – Salah satu pendiri Lonely Planet, Tony Wheeler, mengungkap empat tujuan, termasuk Bali, yang tidak akan ia kunjungi lagi. Di sebuah blog berjudul “I’m Not Going There Anymore,” petualang berusia 78 tahun itu menempatkan negara terbesar di dunia di urutan teratas daftar tempat yang tidak ingin dikunjunginya.

Melansir The Independent, Rabu, 14 Mei 2025, ia menulis, “Saya tidak akan kembali ke Rusia, selama mereka bersekutu dengan Korea Utara dan Amerika Serikat (AS) untuk menyerang Ukraina, dan selama Putin terus membunuh orang-orang yang tidak bersalah.”

“Tentu saja ada banyak sekali kematian warga Ukraina, tapi ada juga 27 warga Australia di antara 298 penumpang dan awak tidak bersalah di Malaysia Airlines MH17 yang ditembak jatuh oleh anak buah Putin pada 2014,” imbuh pria yang merupakan warga negara Australia dan Inggris tersebut.

Destinasi wisata berikutnya: Arab Saudi, yang menginvestasikan puluhan miliar dolar dalam upaya jadi tujuan wisata terkemuka. Wheeler mengungkap, “Begitu banyak alasan saya tidak ingin pergi ke sana lagi.”


2 dari 4 halaman

Arab Saudi Masuk Daftar

Pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di Istanbul dan pemeriksaan terhadap The New York Times untuk laporan tentang orang Saudi yang membunuh pekerja rumah tangga Afrika Timur jadi dua alasan yang disebutkan Wheeler.

“Atau dalam perjalanan saya sendiri ke Somaliland pada 2022, saya menemukan cheetah yang diselamatkan dari pengiriman ke Arab Saudi untuk dipelihara sebagai hewan peliharaan, dan kemudian dibunuh ketika mereka tumbuh terlalu besar. Siapa yang tahu Somaliland memiliki cheetah? Siapa yang begitu bodoh untuk berpikir mereka mungkin jadi hewan peliharaan yang baik? Arab Saudi? Tidak, terima kasih.”

Nama AS muncul sebagai destinasi lain yang enggan disambanginya kembali. Wheeler terakhir kali berada di AS pada Desember 2024, setelah Donald Trump terpilih untuk masa jabatan kedua sebagai presiden. “Saya menandai beberapa negara bagian (di AS) hingga saya telah mengunjungi semua 50 negara bagian,” kata dia.

3 dari 4 halaman

Amerika Serikat

Wheeler berkata, “Tahun lalu, saya menambahkan Missouri dan South Carolina ke daftar tempat yang sudah saya kunjungi, setahun sebelumnya: Montana, sehingga hanya tersisa tiga negara bagian di AS yang harus dituju: Alabama, Kansas, dan Mississippi.”

“Namun sekarang dengan si oranye (alias Liz Trump, bahkan Donald Trump bagi sebagian orang) dan para bajingan terkaitnya yang menjalankan tempat itu, saya benar-benar tidak ingin pergi ke sana lagi,” ia menyebut.

“Meski telah menghabiskan hampir 10 tahun hidup saya di AS (Midwest, East Coast, West Coast), dan walau memiliki banyak teman Amerika, saat ini saya ingin meninggalkan AS di urutan paling bawah daftar dansa saya.”

“Selama Trumpistan bahu-membahu dengan Rusia dan Korea Utara dalam menimbulkan kekacauan di dunia, terlepas dari tarif yang gila-gilaan, maaf, tapi tidak, terima kasih,” kata petualangan tersebut.

 

4 dari 4 halaman

Alasan Enggan Menyambangi Bali

Tujuan keempat dalam daftar pantangan Wheeler adalah Bali, meski ia mengakui, “Ada begitu banyak hal baik tentang pulau di Indonesia itu, dan saya baru saja menghadiri reuni penulis perjalanan yang hebat di sana.”

“Tapi sampai mereka membereskan kemacetan yang tidak masuk akal itu, saya tidak ingin kembali, kecuali ada alasan yang sangat bagus untuk menyeret saya ke sana,” ia mengungkap.

“Bali punya tempat menginap yang bagus, seni, dan tari yang mengagumkan, makanan yang lezat, dan tempat belanja yang bagus jika itu yang Anda inginkan, tapi saya tidak ingin menghabiskan dua jam lagi dalam hidup saya untuk bepergian antara pantai Kuta dan Ubud,” tandasnya.

Tony dan Maureen Wheeler, para pendiri Lonely Planet, menjual perusahaan tersebut pada BBC tahun 2007. Empat tahun setelahnya, BBC mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi 25 persen saham Lonely Planet.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *